Sunday, March 8, 2009

inspired

...gda judul.,,hanya sebatas prihatin dengan kaumku yang memang lemah .,,
Inspired.....

aku memandang kaca yang terpampang jelas di depan kedua mataku. Lemas rasanya.. persis! Sama!
Apa yang salah pada diriku sebagai seorang perempuan???
aku teringat mata sayu, tubuh yang melemah mungkin tak kuasa menahan beban berat yang ada di pundaknya.
Semakin menggerogoti hingga mengoyak terlalu dalam bahkan.
Ingatku pada perempuan ini. Aku pun tak tahu siapa, apa, dan bagaimanamelihat seterusnya hingga mempertanyakan siapakah yang harus dipersalahkan??
perempuan ini berteriak, “Keadaan!!!”
aku bilang “Tidak, bukan!”
perempuan ini berteriak kemudian, “Dia??!!”
aku menjawab seolah tahu, “Tidak, bukan juga..”
perempuan ini merintih, lirih berkata, “Tuhan??”


terduduk, menangis sesenggukan, meraung-raung entah kehilamgam apa tapi terasa penting walau tak dikatakannya.
Sudah seperti orang gila rasanya perempuan ini berceloteh...
“apa salahku??”, rintih perempuan ini.
“apa yang terjadi pada lelakiku??”
“bisakah kau menjawab??” berkata lagi “apa semua yang ada dalam diriku hanyalah sampah baginya??”
ia menggigil sambil terus berkata, “aku hanya perempuan yang sama seperti yang lainnya. Tidak ada yang spesial dari diriku ini, biasa bahkan atau terlampau tidak menarik. Hati?? sudah rusak mungkin.” perempuan ini sedih merintih.

“Lelakiku....ada apa?” senyum simpul terukir di bibirnya.
“Bolehkah aku bertanya??”
aku termangut dan diam. Sesak sekali rasanya. Aku merasakan kepedihan itu.
“Capek!” laki-laki itu berkata.
Perempuan ini terdiam, berpikir, dan merenung. Apa sebenarnya yang telah diperbuatnya?
“perempuan ini memang salah lelakiku.
Tidak dimengerti, perempuan ini hanya menjerit saja. Terpojok tak berdaya.


“Karena kamu, aku........!”
tak kuasa perempuan ini menitikkan air mata..
“Karena kamu, aku........!”
Tuhan bolehkah perempuan ini merintih?? kemudian memohon pada-Mu??
aku membisu, kaku, tidak bisa bergerak. Aku terkulai. Takmampu berkata apapun.
Ingin aku berlari kemudian bertatap muka dengan lelakinya. Ingin kukatakan, “Lihatlah dirimu!”
terengah-engah kuberikan padanya serpihan kaca yang sengaja aku pukul karena aku ta sanggup melihat diriku sendiri yang hina sebelumnya.

“Salahkah perempuan ini yang merasakan sesuatu untukmu??!”
“salahkah perempuan ini yanghanya mencoba untuk mempertahankan sesuatu yang dianggapnya penting??!”
aku tak tahu apa laki-laki pun memikirkannya. Aku juga tidak perlu bertanya.
“Perempuan ini bohong. Apa kau tidak??!”
“Perempuan ini, slingkuh kah dia di belakangmu??!”
“TidaK!! Bahkan dia menantang Tuhannya apakah sanggup membuktkan ucapanmu itu!”
“ketika kau mengkhianatinya, apakah ia meludahimu?? menghajarmu?? mencekikmu?? Dia bahkan memohon kepadamu!!! Kemudian menyembahmu agar kembali kepadanya!! Tidakkah kau liat rasa sayangnya yang tulus untukmu??!”
“Tak bisakah kau sedikit menghargainya. Dia melakukan kesalahan dan kau sudah menghukumnya!! Bahkan manusia dari manapun menilai itu tidak sebanding yang telah kau lakukan padanya.”
“Bahkan ketika kau menghujamkan paku dan cambuk kepadanyadengan memojokkannya untuk mengakui apa yang tidak ia lakukan justru kaulah pemerannya, tidakkah kau berpikir seharusnya sebaliknya??”
“Bahkan dengan hati yang terkoyak dan seharusnya pun kau maklum dengan itu, ia mepermalukan dirinya sendiri dengan mengemis maaf dari slingkuhan Lelakinya sendir!! Tuhan pun tak kuasa meihat itu.”

aku terlalu bergairah mengungkapkan itu. Aku menangis ketika melihat perempuan ini mengatupkan bibirnya. Sudah gilakah ia??
aku takut..
“Tidakkah kau berpikir hei lelaki??
kenapa dirimu hanya bisa memojokkannya? Mengungkit kesalahan yang dahulu? Lihatlah kau telah menghukumnya!! tapi ia bertahan. Demi apa?? demi apa?? hanya demi dirimu, lelakinya.”
“kau merasa tertekan karena kau merasa salah. Kau tertekan tapi ia yang memohonkan maaf untukmu!
Tak bisakah kau mengahrgainya sedikit saja? Lihatlah dirinya yang rapuh dan rela mengorbankan apa saja untukmu. Dia hanya membutuhkanmu... cobalah kau hitung kesalahnnya, kebohongannya dan kemudian kau bandingkan dengan kesalahanmu, kebohonganmu..”



Perempuan ini berkata aku tak apa-apa.
Aku sakit, aku menderita hanya untuk dia...lelakiku...

No comments: